MBOLANG rek...!!!!!! (bocah ngilank....)
MBOLANG rek...!!!!!! (bocah ngilank....)
On the Way to.....
“Festival Malang Kembali V (Malang Tempo Doeloe 2010)”
Alias
Cadellia SingleFighter
Gara-gara saking penasarannya aku ma MTD, akhirnya aku pergi ke malang sendiri tanpa ditemani oleh siapapun. Ini adalah untuk pertama kalinya aku ke pergi ke luar kota sendirian. Modal NEKAT dan rasa PENASARAN serta SOK PEMBERANI, hhaha...
Sebenarnya sudah jauh-jauh hari aku dan teman-temanku merencanakan liburan ke malang untuk melihat festival tahunan “Malang Tempo Doeloe” tahun ini. Sebenarnya aku, flaty, dudud, dan cincun sudah senang bukan kepalang karena jumat ini akan berangkat ke Malang. Kami sudah merencanakan transportasi kesana nanti niatnya nebeng mas Iman, alumni psikologi kenalannya flaty. Nanti disana kita kalo nggak nginep di rumahnya mas Iman ya di hotel. Bahkan aku, cincun, dan dudud sudah buat perjanjian sakral apabila kita jadi bareng mas Iman mau tau apa perjanjiannya??? Ssstt... rahasia.. weex.. ;p
Tapiiiiii... ;(
Berhubung Flaty, kakinya masih atid dan dalam proses penyembuhan seusai operasi kuku jempol otomatis gagal sudah rencana kita. Nggak mungkin kan aku, cincun, ma dudud mo nekat bareng mas Iman sedangkan Flaty nggak ikud. Secara yang kenal mas Iman Cuma Flaty gitu loh...
Tapi aku pengen bangetttt. Apalagi aku uda kadung janji ma temen-temenku di Malang mo kesana. Kalo sampe aku gagal lagi berangkat ke Malang, bisa-bisa aku dimusuhi seumur idup de..hhoho lebayyy...
Akhirnya aku memutar otak, mencoba mencari tebengan kesana kemari, tapi sampai pada hari Jumat siang tak ada respon yang berarti, akhirnya aku harus memikirkan cara lain selain nebeng nak”.
Sempet bete ma beberapa temenku, ditanyain pada mbulet gak jelass, lambreta pisan mbales sms’nya..
But never mind...
Aku pasti bisa sampai ke Malang tanpa mereka kug...
Lalu tercetuslah ide...!! bagaimana kalo aku naik kereta aja. Toh disana ada teman-teman lamaku yang senantiasa mengantarkanku kemanapun yang aku mau. Akhirnya aku bertanya jadwal kereta pada mbak kos’ku yang sering pergi ke Malang.
Malang - Gubeng | Gubeng - Malang |
04.25 WIB 07.07 WIB 10.00 WIB 12.31 WIB 15.05 WIB 18.45 WIB | 10.45 WIB 15.10 WIB 16.07 WIB 18.25 WIB |
Dan ternyata yang ada cuma kereta kelas ekonomi, nggak ada bisnis, eksekutif, atau express Malang. Hhuhu... mau nggak mau ya naek ekonomi. Lumayan ngrasa agak serem cie, aku baru pertama kali pergi ke luar kota bolang sendirian. Flaty sebenernya nggak tega aku naik kereta sendirian, apalagi naik ekonomi. Berulang kali dia bertanya padakju “yakin ta del?”, lalu dengan enteng aku jawab “yakiinn, pasti bisa kug”. Sebenernya, sahabatku sentae juga nawarin tebengan ke Malang cie, bareng rombongan anak UKTK UNAIR, tapi naik motor. Ukan karena manja ato apa ya, hanya saja aku tu orangnya ngantuk’an. Bisa –bisa aku mati di tengah jalan, jatoh dari motor gara-gara ketiduran. Belon lagi nggak ada senderannya, bisa encok ni punggung. Tidaakkkk... lebih baik aku naik kereta aja de, meski padat dan penuh sesak dengan orang banyak tapi setidaknya ada sandarannya.
Keesokan harinya aku segera mengepak barang-barangku, bersiap ke stasiun. Nervous cak... kedengarannya agak lebay mungkin buat beberapa orang. Tapi aku mank bener-bener nggak pernah pergi sendirian, mana jauh lagi. Tapi aku harus belajar untuk mandiri. Pasti bisa. Setelah mengurus perutku yang berbunyi terus, pukul 10.25 aku naik becak ke stasiun. Dan aku kaget, ternyata harga tiketnya Cuma 4500 rupiah. Wow... bahkan harganya lebih murah dibandingkan naik becak dari kos ke stasiun. Dan aku tambah nervous kalo-kalo aku nggak dapet tempat duduk. Wah bisa sengsara mati aku berdiri terus dari Surabaya ke Malang.
Tapi untunglah aku dapet tempat duduk. E75’ku dan earphone’ku senantiasa memutar lagu-lagu kesukaanku yang mengiringi perjalananku selama di kereta. Di dalam kereta itu ,aku bersama dengan orang-orang asing yang tak kukenal. Disampingku ada seorang nenek berumur 63 tahun naik dari Sidoarjo yang juga menuju ke Malang sendirian. Meskipun dia sudah renta jangan salah, ingatannya masih jelas dan penglihatannya lumayan tajam untuk seorang nenek seumurannya. Bahkan dia hafal harga angkot waktu ke di Malang dan di Surabaya. Lucunya lagi nenek itu membeli uang mainan, aku kira itu untuk cucunya eh ternyata waktu ditanya uang mainan itu untuk dirinya sendiri. Mau dibuat mainan. Sontak kami tertawa kecil melihat tingkahnya yang lucu yang seperti anak kecil.
Dan ternyata di dalam kereta itu penuh dengan remaja seiumuranku yang juga punya tujuan sama denganku. jadi tambah nggak sabar, pengen tau seperti ap sih MTD tu?? Dalam hati aku berkata, “baguslah...dengan begitu aku tak perlu takut nyasar dan melihat setiap nama stasiun. Kalo mereka turun aku juga turun. Jadi sekarang aku bisa tidur nyenyak,Hhehe..”
Perjalanan ini nggak seburuk seperti apa yang kubayangkan. Mungkin aku beruntung, tapi dengan naik kereta ekonomi aku menemukan orang-orang yang lebih ramah dibanding jika aku naik kereta kelas bisnis atau eksekutif.
Pukul 14.30 WIB aku sampai di stasiun kota baru. Pemberhentian terakhirku. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku telah sampai di Malang. Tapi ternyata mabk Riska (teman SMA’ku) yang seharusnya menjemputku di stasiun waktu itu masih ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi aku disuruh naik angkot AL menuju Landung Sari, nah dari sana aku nanti dijemput Aulia
(teman SMA’ku juga). Dengan pede’a aku langsung naik angkot bertuliskan huruf AL. Lalu saat mobil angkot melaju, menembus kota Malang, aku bilang ke empak sopir “pak, ntar kalo da nyampe landung sari, bilang ya”. sontak empak sopir mengerenyitkan kepalanya, ekspresi yang membuatku deg-deg’an. “loh, kalo mo ke landung sari naik ADL, mbak”. Untung aja waktu itu, angkotnya belum jalan terlalu jauh, jadi aku diturunin di tengah jalan, disuruh naik angkot ADL
(teman SMA’ku juga). Dengan pede’a aku langsung naik angkot bertuliskan huruf AL. Lalu saat mobil angkot melaju, menembus kota Malang, aku bilang ke empak sopir “pak, ntar kalo da nyampe landung sari, bilang ya”. sontak empak sopir mengerenyitkan kepalanya, ekspresi yang membuatku deg-deg’an. “loh, kalo mo ke landung sari naik ADL, mbak”. Untung aja waktu itu, angkotnya belum jalan terlalu jauh, jadi aku diturunin di tengah jalan, disuruh naik angkot ADL
Tak berapa lama akhirnya ada angkot ADL yang melintas. Kali ini aku bertanya pada empak sopirnya terlebih dahulu sebelum aku menaikinya. dan ternyata benar, angkot itu memang menuju landung sari. Setibanya di terminal landung sari, aku langsung dijemput aulia, dibawa ke rumahnya yang tak seberapa jauh dari UNIBRA. Lalu malamnya kami bersama-sama pergi ke MTD 2010.
Horeee.... akhirnya aku sampai juga di Malang dengan selamat. Ternyata seru juga mbolang. Lain kali lagi... kota berikutnya apa ya??? hhaha,,,
Labels: MTD 2010
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home