Friday, May 28, 2010

“Festival Malang Kembali V (Malang Tempo Doeloe 2010)”

“Festival Malang Kembali V (Malang Tempo Doeloe 2010)”

By: Yunita Aliya Wijayani
Alias
Cadellia SingleFighter




MTD oh MTD... sepertinya memang acara tahunan yang ditunggu-tunggu. Lihat saja bukan hanya arek Malang yang meramaikannya, banyak pelancong seperti aku, jauh-jauh dari Surabaya hanya untuk menikmati nuansa tempo dulu kota Malang. Bahkan aku sempat melihat Ari Tulang disana. Festival yang diadakan mulai tanggal 20-23 Mei 2010. Even ini luar biasa besar, karena jalan Ijen yang merupakan jalan protokol dijadikan sebuah jalan yang penuh dengan kesenian. Kita bisa melihat berbagai kebudayaan Jawa Timur dan khususnya Malang. Mulai dari wayang kulit, sendra tari, campur sari, Reog, dan masih banyak yang lainnya. Selainitu disini kita akan dengan mudah menemukan jajanan semasa kecil kita seperti berbagai macam gulali, es gantung atau es serut yang diberi sirup,roti maryam, Kali ini MTD 2010 mengambil tema “Rekonstruksi Budaya Panji”. Acara ini menghadirkan berbagai pertunjukan, pameran, gelar budaya, pasar rakyat, dan workshop. Dimana acara-acara yang digelar tersebut menampilkan kekhasan tersendiri terhadap budaya Indonesia, khususnya Budaya Panji yang merupakan budaya khas Jawa Timur





MTD malam hari memang indah dan terasa banget era jaman dulu’a. Gimana nggak terasa, lah orang-orang jadulnya pada muncul di malam hari. Disana semakin jadul pakaianmu dan semakin heboh kostummu. Semakin orang-orang akan tertarik untuk minta foto denganmu, seperti pakaian ala kerajaan jaman dulu, ala kompeni belanda, ala elvis, bahkan ada yang pake kostum bencong, vampire mpe pocong. Jadi bagi kalian yang modis-modis dan biasa-biasa aja justru tak laku. Kalo pengen laku di MTD, dandanlah seancurr mungkin. Hhaha... meskipun begitu saranku jangan sampai ke sana malam hari, karena akan sangat penuh sesak dengan orang-orang, dijamin yang kamu liat cuma punggung orang yang lalu lalang, dan lagi kamu bakal mengikuti arus orang yang hanya berputar-putar saja. Saking sebelnya gara-gara nggak bisa liat apa-apa, akhirnya aku memutuskan untuk menunda kepulanganku hari sabtu besok menjadi senin pagi, sambil berharap semoga kereta besok tidak lelet karena aku ada kuliah pagi setengah 8 yang sudah tidak ada jatah bolosnya lagi, jadi mau nggak mau aku harus ke masuk kuliah. Pokoknya aku harus bisa liat seluruh stand MTD dengan jelas. Jadi lebih baik kesanalah mulai dari sore hari sekitar jam 4an. Disitu kalian bisa berfoto-foto dengan leluasa. Selain jajanan jaman dulu, banyak kerajinan-kerajinan tangan, batik, barang-barang antik, jasa tradisi, mainan anak-anak, dan masih banyak lagi. Stand -tand itu berjejer di pinggiran jalan ijen yang kira-kira panjangnya 1 km lebih. Alhasil dijamin pulang-pulang dari MTD kamu akan langsung tepar di kamarmu masing masing, hhaha..

Mbak Riska, temanku yang dengan sabarnya aku repotin dengan kedatanganku adalah mbah”annya anak paduan suara universitas negeri malang. Kebetulan saat itu anak paduan suara sedang ada gawe mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk pesangon mereka ke Bandung Juni ini. Disana mereka akan unjuk suara mengikuti lomba paduan suara di ITB. Nah, sebagai seorang senior tentu saja mbak Riska nggak bisa ninggalin mereka begitu aja, jadi otomatis aku juga diajaknya ke markas anak paduan suara. Yaa... lumayan kenal temen-temen baru. anak-anaknya welcome banget ma orang asing. Jadi aku nggak terlalu kikuk di tengah-tengah mereka.asal ngimbrung aja deh, meskipun terkadang aku juga nggak paham apa yang mereka omongin. Hhehe...
Rencananya mereka akan ngamen di MTD nanti, secara event MTD menjanjikan untuk meraup rejeki. Dengan 2 manusia jadi-jadian sebagai maskot dan artesnya kita berangkat menuju arena MTD. Setelah tiba di MTD, kami mencari lahan kosong yang sekiranya dilalui banyak orang. Dengan modal 3 gitar dan satu alat musik yang dipukul” (lupa namanya) kami menyanyi merdu sampai suara kita habis. Setiap orang yang melintasi kita, matanya langsung tertuju pada dua bencong yang kita pajang. Aku iriiii... masak aku kalahh ma bencong-bencong itu. Banyak benerr yang minta poto ma mereka, sedangkan akuuuu....!!!!! T-T .... Alhasil malam itu kita dapet duid Rp. 140.000,- (alhamdulillah.....)
Aku dan mbak Riska nggak full nemenin nak” ngamen, sekitar jam 8 mbak Riska diijinkan temen”a nemenin aku keliling MTD. Mereka kasian ma aku, uda jauh-jauh dari Surabaya kug Cuma ngamen.. hhehe... tapi busyet dah... padettt banget. Aku nggak bisa liat apa”.. bahkan bwt foto-fotopun nggak bisa...hhhuhu sediiihhh... pokoknyaa besok aku harus balik lagi kesiniii...!!!!
Oiya di hari minggu sore’a ada karnaval topeng loo, dimana tiap instansi di malang mengirimkan perwakilannya untuk mempertunjukkan topeng-topeng buatannya. Waaahh.. seru juga ngeliat orang-orang itu dengan topeng-topengnya, ada juga topeng sebesar rumah, gila gede banget pak.
Disana juga banuyak komunitas-komunitas arek-arek Malang yang adu nyentrik. Ada komunitas sepeda onthel, vespa, sepeda motor antik, dan juga komunitas anak kolong, dll. Di samping ini adalah fotoku dengan salah satu anggota komunitas sepeda onthel yang berpakaian ala pejuang jaman dulu. Katanya, “ komunitas ini adalah wadah tempat berkumpulnya bagi para penggemar onthel di Malang Raya. Disitu mereka bisa sharing-sharing bertukar info tentang sepeda onthel.





Hmmm... meskipun kata beberapa temenku yang asli anak Malang bilang kalo MTD tahun ini nggak seseru MTD tahun kemarin, tapi bagiku yang anak pelancong, MTD 2010 aku kasih 4 jempoll de...



Sedikit flashback yaa... Tahukah kalian apa itu budaya panji?
Budaya panji merupakan satu-satunya budaya nusantara dari Malang yang menyebar hingga ke wilayah Asia. Budaya Panji dimulai dari Kerajaan Kanjuruhan, Malang, di abad ke-8 dengan hasil kesenian berupa Topeng Panji Malang. Budaya Panji mengajarkan tentang kebaikan kepada sesama dan kebaikan kepada alam yang mencakup tentang tatanan sosial dan etika untuk kebaikan bersama. Salah satunya, pengaruh Budaya Panji dalam sistem pertanian nusantara yang mengedepankan sistem organik yang perlu dihidupkan kembali untuk menjamin kemandirian di sektor tersebut. Konsep pertanian dalam Budaya Panji adalah kesuburan. Bagaimana memperlakukan tanah (lahan) seperti menyayangi istri dan berhubungan dengan konservasi alam. Tidak hanya sekadar cerita tentang Panji, tetapi juga menyangkut semua kehidupan

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home