Tuesday, April 13, 2010

WhAt YoUR DaDdy and mOm wHiShinG wHeN yOu'vE bOrN..?!!???

Tanggal 15 Maret 2010 pukul 15.00 WIB aku mengirim message ke ayahku dengan kalimat,
Ayah telfon aku sekarang.. Penting..
Beberapa menit kemudian...
“ Apa sayang? Uang bulananmu udah habis lagi? ” tanya ayahku.
Lalu akupun mengutarakan maksudku mengapa aku menyuruh ayah menelefonku.
“ hhehe...bukaann...Ni ada tugas mengarang indah tentang kelahiranku. Ayah nggak sibuk banget kan sekarang? Cuma dikit kug.. ”
“ ooo... tyuz ayah harus apa? ”
“ Jawab aja pertanyaanku. Okey! ”

-0.0-

Malam itu perut mama terasa mulas sekali, sebuah alarm alami yang menandakan akan kelahiran seorang anak manusia ke dunia ini. Pukul 2 pagi, ayah segera mengepak barang-barang lalu segera membawa mamaku ke puskesmas terdekat. Perjuangan antara hidup dan mati selama berjam-jam akhirnya berakhir sekitar pukul 05.00 WIB. Lahirlah seorang bayi perempuan manis yang sehat dan kuat. Ia diberi nama Yunita Aliya Wijayani yang berarti lahir di bulan Juni dengan harapan menjadi anak yang selalu berjaya di masanya, sukses dalam hidupnya. Dengan menyandang nama keluarga besar H.Ali Chamim Purnomo dan istrinya Hj.Mariani, ia menjadi harapan semoga menjadi berkah kebaikan dan menjadi anak yang sholehah dan menghormati kedua orang tuanya. Ia adalah putri ketiga dari empat bersaudara. Jarak antara dia dan adiknya sangat jauh, yaitu sekitar 12 tahunan. Ketika kecil ia begitu lincah dan nakal. Ia suka sekali mengacak-ngacak peralatan tukang tetangganya yang sedang sibuk membenahi rumahnya, ia suka sekali berlarian kesana-kemari sampai-sampai ia terjatuh tertimpa pot tanaman lalu telinganya berdarah hingga memerlukan beberapa jahitan di dagu dan telinga sebelah kanan. Namun ketika sang kakak perempuan meninggal karena penyakit demam berdarah dan sang kakak laki-laki tiba-tiba saja mendapat kecelakaan di bagian kepalanya karena terjadi benturan keras hingga menyebabkan sang kakak menjadi idiot, ia menjadi bukan hanya menjadi harapan keluarganya saja tapi juga satu-satunya tumpuan serta kebanggaan ayah dan mama saat itu. Saat-saat sulit telah mereka lewati bersama hingga akhirnya mereka dapat melangkah maju ke depan setelah melalui berbagai macam rintangan seperti berganti-ganti jenis pekerjaan, ditipu orang, barang-barang dicuri dan sebagainya. Kedua oarngtuaku tetap bisa bangkit hingga menjadi seperti sekarang.





Aku teringat dulu ayah sering sekali mengakku pergi berdua saja hanya sekedar mencari makan dengan sepeda motor kesayangannya. Aku masih ingat, dulu kami sering makan nasi bali dengan lauk telur, tahu, dan tempe yang sudah dibumbui di warteg dekat sekolah luar biasa mas Nano. Biasanya kami pergi kesana saat sore hari atau saat selesai menjemput mas Nano pulang sekolah. Ketika toko tidak terlalu ramai, kami seluruh keluarga sering keluar bersama wisata kuliner sekaligus sedikit refreshing saat sore hari naik mobil chery silver second mobil pertama yang kami punya. Kini hal itu jarang terjadi lagi, apalagi dengan bertambahnya jam tayang sosial ayahku yang begitu tinggi entah itu dengan walikotalah, orang pemkotlah, orang masjidlah, belum lagi dengan organisasinya. Pagi sampai malam ayah bekerja di toko, mama memasak makanan untuk ayah, mas Nano, dan adikku Aan serta karyawan tokoku yang berjumlah 7 orang. Tidur siang sebantar lalu bergantian dengan ayahku menjaga toko. Itulah rutinitas mereka sehari-hari. Momen-momen seperti dulu sedikit lebih sulit didapatkan lagi. Apalagi ditambaha aku yang menetap di Surabaya. Setiap tahun mama dan ayah merencanakan piknik ke luar kota dengan semua karyawan tokoku sekedar me-refresh pikiran yang lelah terus bekerja. Beristirahat, memandang langit dan menghirup segarnya udara tanpa asap dan debu kota.
Saat aku mulai diperkenalkan dengan yang namanya lingkungan di luar rumah yaitu sekolah, aku menjadi pribadi yang sangat sulit bergaul dengan anak-anak yang lain dan juga pemalu. Melihat hal itu, mama berusaha memasukkan aku ke dalam gruop drum band. Di TK sampai SD ayah dan mama berusaha memasukkan aku ke group drum band berharap aku akan dapat mengembangkan sosialisasiku. Tapi hal itu agaknya percuma saja, malahan waktu SD aku pernah dimusuhi teman-teman sekelas dan kakak-kakak kelasku yang juga ikut drum band karena sebuah gosip yang sampai sekarang aku juga tidak tahu darimana-datangnya itu. Tiba-tiba saja ada yang bilang kalau ayahku menyogok guru drum band-ku supaya aku bisa menjadi salah satu dari mereka. Sebenarnya aku tahu ayahku tidak mungkin melakukan hal seperti itu, ayahku adalah orang yang bermartabat dan terhormat. Banyak orang yang menyeganinya. tapi karena semakin lama gosip itu membuatku mendapat pandangan mata yang sinis dari banyak orang, aku bertanya tentang kebenaran isu itu pada ayahku. Dia menjawab bahwa dia hanya berbicara pada salah satu guru drum bandku yang sangat akrab dengannya, dia meminta kalau masih ada tempat kosong biarkan tempat itu ditempati olehku supaya aku tidak terlalu menjadi anak yang pemalu dan penyendiri. Ayahku hanya ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berani dan punya teman. Lalu ketika aku bertanya apa yang harus aku lakukan dengan anak-anak yang selalu memandang sinnis padaku, dia menjawab dengan penuh bijaksana, “ Mereka hanyalah anak-anak yang tidak mengerti apa-apa tentangmu. Berita bohong tak akan bertahan lama, cepat atau lambat merekalah yang akan menyesal nantinya karena percaya pada sesuatu yang tak jelas kebenarannya. Lupakan saja mereka. Jangan terlalu dipikirkan. ” Sejak saat itu aku tak teerlalu menggubris celoteh dan pandangan mereka terhadapku, aku tak peduli, toh yang dosa juga mereka kan! Lagipula sebentar lagi merka juga akan pergi dari hadapanku karena waktu itu EBTANAS segera dimulai. Aku menghargai betul apa arti perjuangan hidup. Hidup adalah penuh perjuangan, ayahku untuk menjadi seseorang yang seperti sekarang telah melalu berbagai rintangan dan hambatan. Akupun juga begitu, tak peduli sejak kapan aku ditempa dengan berbagai ejekan dan pengasingan, aku akan tetap berdiri tegap, kalau saat itu aku tak disukai dan dibenci oleh sebagian orang, saat ini aku pasti menjadi orang yang paling dicari-dicari.
Dalam sebuah kematangan diri ada jiwa dan pikiran yang matang. Dan kesemuanya itu dilintasi dengan potongan-potongan pengalaman masa lalu dimanapun, kapanpun dan apapun bentuknya itu. Belajarlah dari pengalaman itu, selamilah, dan rasakan itu.

-0.0-

Ketika aku bertanya pada ayah, apa yang dibayangkannya pada malam takbiran tahun 2019 bersama anak-anak dan cucu-cucunya, sebenarnya aku sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan.
Dalam menjalani hidup dan menjadi seseorang seperti ayah sekarang tidaklah mudah. Semua penuh cobaan jatuh dan bangun. Ayah pernah menjadi kredit utang, namun karena ayah tidak tegaan maka kebanyakan uangnya tidak kembali. Selain itu ayah juga pernah menjadi penjual manisan di sekolah-sekolah, pentol, penjual mie ayam, dll. Jangan pernah menyerah dan lekas kendor semangatnya. Ayah dan mama bekerja keras dan berhasil seperti sekarang supaya anak-anak ayah dan mama bisa hidup tidak kekurangan seperti ayah dan mama dulu. Ayah membangun rumah ini lagi supaya cucu-cucu mereka senang dan betah ketika berkunjung ke rumah ayah dan mama. Satu hal yang pasti kita tetap harus selalu ingat pada Allah SWT, jangan lupa shalat lima waktu dan sunnah-sunnah lainnya. Jangan tamak dan selalu bersyukurlah. Ini semua hanyalah titipan dari-Nya semata. Jadi pergunakanlah baik-baik.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home